Kamis, 29 Desember 2016

Orang Tua Senang Berbuat Dosa

Bagi anak-anak orang tua adalah panutan bagi mereka dalam segala hal. Mereka melihat ibu dan bapaknya sebagai sosok manusia yang terbaik. Oleh karena itu orang tua senang menyerap dan meniru apa yang menjadi tingkah laku orang tuanya. Masa anak-anak dibawah naungan orang tua cukup panjang. Mereka menerima pengajaran dari orang tuanya mulai dari hal yang sangat sederhana sampai ke hal-hal yang cukup rumit.
Transfer nilai yang dilakukan oleh orang tua kepada anak-anaknya seringkali dilakukan tanpa disadari. Karena dalam pergaulan sehari-hari di rumah, banyak hal yang dilakukan oleh orang tua sebagai refleksi kebiasaan, sehingga tingkat kontrol dan kesadarannya kecil. Oleh karena itu, bila orang tua telah biasa dengan perbuatan-perbuatan dosa, maka akan sangat besar kemungkinan perbuatan-perbuatan dosa tersebut ditransfer kepada anaknya tanpa disadari. Misalnya, kebiasaan minum  minuman keras, berjudi makan saren, mengadu ayam, berbicara kotor, pergaulan bebas, dan lain sebagainya.
Remaja yang sekian lama menyertai kehidupan orang tuanya yang berlimang dosa akan sulit baginya untuk menegakkan kehidupan Islami dengan baik.
Banyak hal yang harus dipahami oleh anak remaja yang berada dibawah naungan orang tua yang bergelimang dosa besar. Misalnya, pemahaman tentang hal halal, haram, perbuatan dosa besar-kecil dan selalu bergelimang dosa.
Problem semacam ini banyak dialami remaja-remaja kita yang mengenal ajaran Islam dari lingkungan yang remaja masjid atau teman teman sekolah. Remaja seperti ini, oleh masyarakat kita belum dianggap sebagai remaja bermasalah. padahal bagi remaja bersangkutan adalah sebagai problem yang sangat serius. Hal ini terjadi karena masyarakat kita lebih mengutamakan kesenangan dunia dan terbiasa berbuat dosa. Bagi remaja yang mengalami problem tersebut, tentu ingin memperoleh bantuan untuk memecahkan masalah nya, tetapi ternyata tidak ada satupun lembaga atau badan yang ada di masyarakat Islam menaruh kepedulian dalam soal ini.
Oleh karena itu, sudah saatnya kita mendirikan lembaga-lembaga penyantunan dan penampungan remaja-remaja bermasalah seperti ini. Tujuannya ialah menyelamatkan para remaja tersebut dari rasa putus asa untuk menjalani kehidupan Islam yang utuh.
Remaja yang telah menemukan jati diri keislamannya semacam ini sudah dapat dipastikan akan mengalami konflik dengan orang tuanya. Dan orang tua yang telah terbiasa dengan perilaku dosa sehari-hari tidak mudah untuk memahami perubahan anaknya yang dianggap drastis dan konfrontatif itu.
Orang tua akan menggunakan otoritasnya menghadapi anak remajanya yang kini dianggap sebagai pembenrontak di dalam keluarganya. Mau tidak mau muncullah problem berat bagi remaja bersangkutan. Jika imannya tidak teguh, kemungkinan besar ia akan surut untuk menempuh kehidupan Islami yang bersih. Jika imannya teguh, ia akan maju terus dan berani memikul resiko menghadapi hambatan orang tuanya. Bagaimana sumbangsih umat Islam menghadapi remaja yang seperti ini? Apakah kita akan berpangku tangan melihat remaja ini berjuang melawan nasib yang sangat tidak menguntungkan dirinya?Ataukah kita cukup memberikan semangat keada remaja tersebut agar bersabar dalam menghadapi ujiannya itu?
Umat Islam tidak boleh acuh tak acuh menghadapi problem-problem remaja yang mengalami kendala beragama dari orang tuanya yang gemar bergelimang dosa walau orang tuanya beragama Islam. Bila umat Islam lepas tangan, kita akan berdosa karena tidak menyelamatkan remaja-remaja tersebut. Sebab hal itu menjadi tanggungjawab semua umat Islam untuk membangun kehidupan Islami di tengah masyarakat, termasuk membantu para remaja yang mengalami masalah tersebut.
Oleh sebab itu, harus ada bantuan yang kita berikan kepada mereka agar mereka tidak menjadi korban perlakuan orang tua nya yang bergelimang dalam dosa. Cara yang paling tepat untuk membantu remaja-remaja yang mendapatkan rintangan dan kendala hidup secara Islam semacam ini adalah mendirikan lembaga bantuan bagi mereka. Tugas lembaga bantuan membimbing kehidupan beragama mereka.
Sumber: Buku 20 Problematika Remaja dalam Beragama Hal.23 Drs.H.Muhammad Thalib

20 komentar:

  1. Orang tua seharusnya menjadi teladan bagi anak anak nya bukan malah jadi korban akibat perilaku ortunya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali mas Dwi, ortu memang harus menjadi tauladan bagi anak-anaknya

      Hapus
  2. Menurut sama orang tua juga adalah hal penting,, tapi selagi orang tua berada dalam koridor yang benar,,, kalau aku sih jadi orangtua enggak begitu otoriter,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Orang tua yang otoriter sebenarnya ortu yang over protektif dan sayang, cuma anak tdk suka

      Hapus
  3. ketika orangtua membiasakan buruk sifatnya, maka hal itu akn menjadi kebiasaan buruk juga bagi anak. karena akan meniru makanya itu penting belajar psikologi supaya orangtua bisa memposisikan dirinya dengan baik begitupun anak akn sama.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Perilaku anak sangat bergantung dg perilaku ortu ya gan!

      Hapus
  4. kemana pohon akan jatuh....tentunya pohon akan jatuh kemana ia condong...

    anak setidaknya akan mencontoh perilaku orang tua

    BalasHapus
    Balasan
    1. namun ini belum bisa di contoh 100%...jika kita melihat sejarah Nabi Nuh As , anaknya Kan'an bertolak belakang serta menolak ajakan Ayahnya Nabi Nuh As saat banjir akan menenggelamkan dirinya....

      Hapus
  5. Semoga dibukakan pintu hidayah seluas-luasnya. Peran orang tua sangat penting bagi anak2'y

    BalasHapus
  6. orang tua seharusnya bisa menjadi model dan mengarahkan masa depan anak yang lebih baik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya gan, mri menjadi ortu yag bisa di contoh nak yg baik-bak saja

      Hapus
  7. Ada yah, orang tua yang suka berbuat dosa, bagaimana nanti dengan anaknya?

    BalasHapus
  8. Semua orang tua menginginkan putera-puterinya menjadi pribadi yang baik.
    Namun sebagian orang tua tiada menyadarinya bahwa tauladan yang langsung dipetik dari anak adalah perilaku orang tua itu sendiri.

    Semoga kita dapat menjadi contoh bagi keluarga kita, dan sekitarnya.

    BalasHapus
  9. orang tua menjadi panutan, orang tua bergelimang dosa akan sulit membimbing anak anaknya ke arah keluarga harmonis dan samawa, terima kasih mbak pencerahnnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama gan! Makasih juga sudah berkunjung!

      Hapus
  10. Di tunggu artikel selanjutnya gan!

    BalasHapus