Saya mempunyai krenteg (keinginan) menulis surat ini setelah membaca uraian-uraian bapak tentang salat, dimana Bapak menyinggung soal niat yang harus mantap.
Soalnya kami memiliki ayah yang menderita penyakit was-was pada saat melaksanakan ibadah (wudhu, salat, bersuci, membaca al-qur'an dll).
Untuk melaksanakan ibadah semacam itu, beliau memerlukan waktu yang kadang-kadang cukup lama (kurang lebih 1 jam) dan hal ini membuat kami sekeluarga terganggu dan prihatin.
Keadaan ayah kami yang demikian itu sudah berjalan sejak lama sekali. Berbagai ikhtiar untuk menyembuhkan was-was beliau itu sudah ditempuh. Mulai dengan kosnultasi dengan alim ulama, ustadz, orang yang pernah was-was, hingga ke psikiater. Namun sejauh ini belumk ada yang menyembuhkannya.
harapan kami Bapak Mus yang lebih berpengalaman dapat mengihtiarkan baik secara lahir atau mungkin kontak batin, agar ayah kami terbebas dari penyakit was-was nya. (Putra Pertama-Semarang).
Jawaban Gus Mus dalam Bukunya:
Pertama saya ikut bersimpati atas "penderitaan" yang melanda Ayah anda.
Saya sendiri saat di pesantren dulu , mempunyai kawan yang menderita "was-was". Apabila berwudhu atau bersuci, wah menghabiskan air. Selalu saja merasa dia belum sempurna membasuh anggota wudhu atau merasa belum bersih bersuci. Bila saat takbiratul ikhramnya berulang-ulang entah berapa kali sehingga sering kali Imam sudah ruku' dia masih saja "belum berhasil" takbiratul ikhram.
Dan memang, rupanya hal itu bermula dari sikap hati-hati yang berlebihan. Menurut pengakuan kawan saya, dia selalu merasa khawatir jangan-jangan wudhunya, misalnya tidak diterima Allah, karena ada syyarat-syaratnya yang kurang atau bagian anaggota wudunya yang tak terbasuh. Demikian pula bila akan salat.
Namun bisa jadi hal itu kemudian kalau tidak justru sejak semula merupakan ulah setan yang memang suka menggoda manusia.
Maka untuk ayah anda, saya hanya bisa menyarankan agar dalam beribadah pun mengikuti cara Nabi, yaitu tidak melebih-lebihkan. Yang wajar sajalah. Tuhan bukanlah majikan yang kejam dan nyinyir. Nabi sendir pernah mengingatkan jika kita memperberat-berat agama, maka kita sendiri yang pasti kuwalahan.
Artikel keren lainnya:
Makasih banget bu, ini sangat bermanfaat bagi saya
BalasHapusSama-sama gan!
Hapus