Rabu, 04 November 2015

Tanggungjawab Seorang Guru

Saat KH Abdul Aziz Manshur masih kecil sering memperhatikan KH.Abdul Karim tidak pernah tidur  di malam hari. Selesai memberikan pengajian kepada para santri, beliau menghabiskan  malam dengan shalat sunah dan berdzikir  hingga pagi. Tidur hanya sebentar saja, itupun dengan tujuan agar bisa menjalankan kesunahan shalat tahajud. Penasaran dengan aktivitas kakeknya, mendorong kiai Asis kecil dengan polos bertanya kepada ibunya, Nyai Salamah, yang merupakan putri KH.Abdul KArim.
"Mak, mbah iku nek mbengi kok gak tau turu to Mak? (Mak, kakek kalau malam kok tidak pernah tidur?).
"Iyo le, Mbahmu eling oleh titipan anake wong sak pirang-pirang. Gak wani turu nek durung nek durung ndongakno santri-santri."
(Iya nak, kakekmu teringat mendapat titipan anaknya orang banyak. Tidak berani tidur klau belum mendoakan santri-santri) jawab ibu Nyai Salamah.
****
KH.Marzuqi Dahlan pernah dhawuh kepada para santri, "Santri-santri nggak usah tirakat nemen-nemen. Sing penting ngaji sing mempeng. Sebab neng kene bien wis ditirakati kiaine."
(Santri-santri tidak perlu tirakat berlebihan. Yang penting mengaji yang rajin. Karena disini dulu sudah ditirakati kiainya) Yang beliau maksud dengan kiai adalah KH.Abdul Karim, perintis dan pendiri Pondok Pesantren Lirboyo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar