Dikalangan masyarakat kita sekarang ini banyak sekali kredit. Motor kredit, rumah kredit, mobil kredit, barang-barang elektronik pun dikereditkan. Lalu bagaimana islam memandang tentang masalah ini.
Contoh masalah :
Saya membeli meubel secara kredit dari seorang teman, setelah angsuran berjalan beberapa bulan teman saya itu meninggal dunia, dan saya tidak sempat untuk melayat (ta'ziyah) karena saya sedang menghadapi ujian. Perlu diketahui:kami saling mengenal di salah satu PTS kebetulan satu kontrakan. Ceritanya bapaknya membuka usaha meubel dan teman saya ini membantu dalam bidang pemasarannya. Dan saya termasuk salah satu pembelinya. Jadi kepada siapa saya harus melanjutkan angsuran? Sedang saya tidak tahu sama sekali ahli warisnya, juga belum pernah kerumahnya?
Jawab:
Wah, gimana nih masa anda tidak tahu alamat kawan yang pernah satu kontrakan dengan anda dan punya ikatan angsuran kredit pula. Kalau pun waktu meninggal, anda berhalangan ta'ziyah, setelah itu itukan bisa anda sempat-sempatkan. Karena itu ternyata anda tidak lakukan, ya sekarang beginilah. Saran yang baik adalah sebaiknya anda pergi kerumah saudaranya, cari tahu alamatnya. Zaman sekarang kan gampang kalau ada masalah seperti ini. Sampaikan ta'ziyah anda dan i'tidzar anda. Lalu bicarakan soal kewajiban angsuran mebel dengan orang tua atau dan keluarga almarhum, terutama tentang bagaimana selanjutnya anda harus mengangsur dan kepada siapa.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Soal Kredit"
Posting Komentar